Hari Hepatitis Sedunia (World Hepatitis Day) merupakan momen tahunan guna memperingati kepedulian warga dunia terkait keprihatinan akan penyakit hepatitis. Hepatitis sendiri adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada organ hati. Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus, kebiasaan minum alkohol, paparan zat beracun atau obat-obatan tertentu. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 28 Juli sebagai Hari Hepatitis Sedunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengertian warga dunia tentang hepatitis.
Oleh karena itu, PKRS RSND dalam kegiatan rutinnya yaitu Talkshow Healthy Life pada Kamis, 28 Juli 2022 mengangkat tema “Hepatitis Can’t Wait” dengan dokter yang ahli di bidangnya yaitu dr. Hesti Triwahyu Hutami, Sp.PD
Berdasarkan penjelasan dari dr. Hesti, tema Hari Hepatitis Sedunia kali ini yaitu “Hepatitis Can’t Wait” yang artinya beban penyakit hepatitis di Indonesia cukup tinggi terutama hepatitis tipe B dan C. Hepatitis ini merupakan peradangan pada jaringan liver yang bisa disebabkan konsumsi alkohol, didasari proses autoimun, dan juga infeksi virus atau bakteri.
“Hepatitis B dan C memiliki perjalanan penyakit yang menahun sehingga dapat menyebabkan sirosis hati dan juga kanker hati. Hepatitis merupakan penyakit lama, akan tetapi tetap ada hingga sekarang karena seringkali penderita tidak mengalami gejala atau mengalami gejala, dan diketahui setelah penyakitnya bertambah parah.” Tutur dr. Hesti
Transmisi hepatitis dapat melalui vertikal maupun horizontal. Transmisi vertikal dapat terjadi dari ibu kepada bayi saat persalinan, sehingga dianjurkan melakukan deteksi dini saat ibu hamil agar nanti bayi yang lahir tidak tertular hepatitis ketika ibu mengalami hepatitis.
“Cara penularan penyakit hepatitis A dan B melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi sehingga bergantung dengan sanitasi kita, sedangkan hepatitis lainnya bisa menular melalui cairan darah. Hepatitis bukan merupakan penyakit genetik. Jika seseorang mengalami hepatitis bisa jadi tertular saat proses persalinan, bukan karena faktor genetik.” Jelas dr. Hesti
Ciri-ciri orang yang menderita hepatitis akut adalah adanya gejala yang menyerupai flu, badan tidak enak, mual, nyeri kepala, selaput putih mata dan kulit berwarna kuning, serta rasa tidak nyaman di perut. Akan tetapi pada hepatitis kronik seringkali tidak bergejala. Tujuan adanya peringatan Hari Hepatitis Sedunia diharapkan dapat menekan angka kejadian hepatitis.
dr. Hesti juga berpesan mengenai upaya pencegahan, “Apabila ada saudara yang menderita hepatitis B, kita harus terlebih dahulu mengetahui transmisinya. Hepatitis B menular melalui cairan tubuh terutama darah. Bukan karena makanan atau minuman yang dikonsumsi bersama. Sehingga tidak perlu untuk memisahkan makanan dan alat makan penderita hepatitis B tersebut. Sirosis hati bisa disebabkan hepatitis B dan C. Tetapi penyakit hati kronis ini ada juga yang disebabkan selain virus hepatitis melainkan karena konsumsi alkohol, dan perlemakan hati.”
“Kami minta masyarakat mendukung pemerintah dan WHO dalam rangka peringatan hari hepatitis sedunia dengan lebih aware terhadap penyakit hepatitis dengan mengikuti skrining dan juga berobat ketika menderita hepatitis.” Lanjut dr. Hesti
(sumber: https://www.undip.ac.id/post/25634/dr-hesti-triwahyu-hutami-sp-pd-hepatitis-cant-wait.html )