Selasa, 25 Oktober 2022, sebuah kuliah tamu bertajuk Radiation and Human Health diadakan secara hybrid yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari perayaan dies natalis Fakultas Kedokteran UNDIP, bertempat di RSG Lantai 3 Gedung A, Fakultas Kedokteran.
Acara dimulai dengan prosesi menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu ditampilkan video profil Prodi Kedokteran FK UNDIP. Sambutan dihaturkan oleh Dr. Muflihatul Muniroh, MSi.Med, PhD.
Pembicara pertama adalah Assoc. Prof. Yasutaka Omori dari Hiroshima University, beliau membawakan materi tentang Radiation Exposure and Sources of Exposure in The Living Environment, secara garis besar materi ini menjelaskan paparan radiasi dan sumbernya, ada berbagai macam sumber radiasi salah satunya berasal dari tanah atau disebut dengan Terrestrial Radiation. Pembagian radiasi juga dibagi menjadi dua, dari luar dan dari dalam. Dari dalam salah satunya adalah makanan-makanan yang masuk ke dalam tubuh terkadang juga memiliki radiasi. Ditutup dengan kesimpulan bahwa jumlah radiasi pada tiap-tiap wilayah berbeda tergantung dari budaya negara, pangan, tanah, dan lainnya.
Materi kedua tentang Health Effects of Radiation Exposure disampaikan oleh Prof. Shinji Yoshinaga, Ph.D, beliau menyampaikan efek radiasi pada manusia, salah satunya radiasi 3-10 Gy dapat menyebabkan kulit terbakar dan kehilangan rambut. Selanjutnya adalah Radiation Exposure Situation in Indonesia oleh Prof.Shinji Tokonami, Ph.D. di Indonesia ada Mamuju dengan tingkat paparan radiasi yang cukup tinggi.
Materi terakhir adalah Proteksi Radiasi di Indonesia oleh Dr. Eka Djatnika dari BRIN. Beliau menjelaskan instansi asalnya yaitu PRTKMMN-BRIN yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan penelitian pengembangan di radiologi , keselamatan radiasi, dan metrologi radiasi ,dan mutu nuklir. Faktanya keseharian indonesia tidak lepas dari nuklir, “Keseharian manusia tidak akan lepas dari radiasi, terutama radiasi yang berasal dari dalam bumi (NORM) sehingga manusia dapat terpapar radiasi alamiah, bahkan Kalium (k-40) ada di dalam tubuh kita dan kita sendiri memancarkan radiasi.” Jelas Dr. Eka.
Berlanjut ke sesi tanya jawab. Ada pertanyaan tentang sudah adakah penelitian pada area tambang freeport, karena rumornya banyak kasus kanker tiroid. Dijawab oleh Dr. Eka, “kami belum pernah secara langsung melakukan penelitian disana, seperti yang kami bilang jika menambang/mengeruk harus diukur nilai radiasinya. Kami akan melakukan ke arah situ (freeport) dimulai dari Bangka karena disana ada tambang timah terbesar nomor dua, setelah itu kita menstabilkan keamanan pada pekerja” .