Semarang, 4 Juni 2025 – Fungsi penis bagi laki-laki tidak hanya sebagai organ reproduksi, tapi juga organ seksual dan saluran pembuangan urin. Banyak iklan yang beredar di pasaran yang menawarkan proses pembesaran penis secara instan dan melalui prosedur non-medis. Dokter spesialis urologi konsultan di RSUP Dr Kariadi sekaligus dosen bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran UNDIP, dr Nanda Daniswara Sp.U,Subsp.T.R.K(K) menjelaskan bagaimana suntik pembesar penis bisa berbahaya bagi organ vital jika tidak dilakukan sesuai prosedur.
“Penyuntikan ini biasanya ilegal karena dilakukan bukan dari orang medis, jadi kontroversial. Bahkan kalau mungkin sering melihat di pinggir-pinggir jalan ada banyak iklan untuk memperbesar penis ‘Mak Erot dan cucu keturunannya’ biasanya dikasih bumbu-bumbu dengan pengobatan tradisional,” kata dosen bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran UNDIP tersebut.
Ia menjelaskan masih banyak orang yang tergiur dengan pengobatan tradisional dibandingkan dengan pengobatan medis. Bahaya melakukan pembesaran penis secara illegal, menurut dr Nanda Daniswara salah satunya adalah alat-alat dan bahan yang digunakan. Bisa jadi alat tidak steril dan bahan atau cairan yang disuntikkan tidak jelas.
“Jelas-jelas pengobatan nonmedis itu dilakukan tanpa standar operating prosedur (SOP), jadi alat-alat tidak steril. Kemudian cairan yang dimasukkan juga tidak jelas cairan apa. Bahkan sampai cairan yang biasa dimasukkan (ke penis) adalah silikon, kemudian minyak rambut, dan yang paling sering minyak orang-aring,” jelasnya.
Efek jangka pendek dari pembesaran penis secara ilegal adalah bengkak bahkan menjadi infeksi pada organ vital. Sementara efek jangka panjang dapat mengakibatkan ‘wood penis’, dimana penis mengeras karena ada jaringan fibrotiknya.
“Kemudian nyeri, terkadang kalau ada luka terjadi ulkus. Pasien juga mengeluh kalau ereksi nyeri, penurunan nafsu yang menyebabkan penurunan potensi seksualnya,” kata dr. Nanda.
Ia pun menjelaskan bagaimana iklan-iklan pembesar penis justru menimbulkan banyak efek samping di kemudian hari. Sebab biasanya prosedur pembesaran penis secara ilegal, organ vital akan di pemijatan atau massage untuk meratakan cairan yang sudah dimasukkan ke dalam subkutis. Hal ini lah yang menghasilkan penis pembesar secara instan tapi sesaat.
Dokter spesialis urologi konsultan di RSUP Dr Kariadi ini menjelaskan, umumnya baik di Indonesia atau di luar negeri, prosedur memperbesar penis dilakukan dalam dua jenis. Pertama memanjangkan penis dan kedua, memperbesar ukuran diameter penis. Dalam dunia medis, yang biasa dilakukan adalah teknik non-surogical atau tanpa operasi dan teknik operasi. Namun proses memanjangkan penis, biasanya menggunakan alat untuk mentraksi penis.
“Biasanya penis ditraksi secara bertahap selama beberapa waktu, nanti harapannya akan memanjang,” ujar dr Nanda Daniswara.
Pemanjangan penis juga dapat dilakukan melalui prosedur operasi. Prosedur ini adalah pemotongan ligamentum penis dipotong sehingga membuat efek pemanjangan organ vital tersebut. Sementara pada orang-orang obesitas, dapat dilakukan penyedotan lemak di perut bagian Bawah, sehingga efeknya perutnya akan lebih kurus dan penisnya akan terlihat lebih panjang. Selain itu juga bisa menggunakan flap-flap dari kulit yang digunakan untuk membentuk penis sehingga terlihat lebih panjang.
“Kalau misalnya yang untuk memperbesar diameternya yang yang nonmedis biasanya dilakukan dengan penyuntikan memakai silikon yang steril,” jelasnya.
Atau dapat juga dengan menyuntikkan lemak-lemak. Selain itu juga dapat menggunakan Teknik operasi pemasangan silikon atau artifisial buatan jarinagan ataupun menggunakan graf atau skin flap.
Menurut dr. Nanda, tidak ada masalah penis besar atau kecil bagi laki-laki. Namun yang penting adalah treatment terhdap pasangannya. Hal ini sesuai dengan banyak jurnal yang sudha diterbitkan oleh dokter-dokter. Masalah psikiatrik juga harus digali terkait kondisi psikologis pasien.
“Yang harus digali adalah faktor dari psikologis pasien tersebut. Apakah dia merasa depresi atau apapun sehingga mempengaruhi pasien tersebut untuk datang ke klinik atau ke tempat medis atau nonmedis yang digunakan untuk memperbesar penisnya,” jelas dr. Nanda Daniswara.
LINK YOUTUBE :
https://www.youtube.com/watch?v=wKORaHjYaoo