Rabu (8/3/22). Rombongan dari MAN 1 Jombang melakukan kunjungan studi ke Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK UNDIP) yang dilaksanakan secara luring di Ruang Theatrical, Gedung B, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Rombongan dari sekolah ini datang dengan membawa 150 siswa beserta 10 guru pendamping. Para peserta kunjungan studi banding berkesempatan untuk mengunjungi sekaligus merasakan secara langsung berbagai fasilitas penunjang belajar mahasiswa meliputi Ruang Theatrical, Digital Library, Smart Class, Ruang Kuliah dan Kantin yang ada di Gedung B Fakultas Kedokteran.
Agenda kunjungan ini dimulai dengan rangkaian pembukaan kegiatan di ruang theatrical, dimulai dengan sambutan Ketua Madrasah yang dalam kali ini diwakilkan oleh Bapak Muhammad Ali selaku Waka Akademik. Selanjutnya sambutan Dekan Fakultas Kedokteran yang diwakilkan oleh Dr. Diana Nur Afifah, S.TP., M.Si. selaku Ketua Program Studi Gizi, beliau mengatakan di FK UNDIP memiliki 5 prodi sarjana meliputi kedokteran, gizi, farmasi, kedokteran gigi, keperawatan. Disebutkan oleh Dr. Diana ada beberapa jalur yaitu jalur tes, jalur IUP, jalur SBUB yaitu jalur berprestasi, lalu ada jalur UM ada reguler, kemitraan, kerja sama, ”kalau bercita-cita masuk UNDIP selalu staytune di web UNDIP pmb.undip.ac.id,” jelas beliau.
Selanjutnya dilakukan pemaparan materi pengenalan program studi kedokteran oleh dr. Ryan Halleyantoro, M.Biomed., Sp.Par.K. selaku Sekretaris Program Studi Kedokteran, jadi program studi kedokteran adalah program studi yang paling tua di FK UNDIP kita berdiri tahun 1961, “dimana mulai dari Koas-koas terlebih dahulu dari UGM kemudian beralih ke Universitas Diponegoro,”jelas beliau. Pendidikannya di Prodi Kedokteran struktur kurikulumnya adalah SPICES. “Student Center Learning, dosen memberi pancingan agar mahasiswa lebih aktif menimba ilmu. Problem Based, program belajar bertolak dalam masalah dimana setiap minggu mahasiswa diberi satu skenario kasus dan harus mengembangkan apa yang bisa dipelajari dari skenario tersebut, dosen mengikuti jalannya diskusi. Integrated, kuliah kita dalam bentuk blok atau modul di setiap 3 hingga 6 minggu mereka berada dalam satu modul yang terdiri dari berbagai materi kuliah, terintegrasi. Community Based, dimana nanti turun ke lapangan ke komunitas salah satunya adalah KKN,kemudian ada IPE dimana tidak hanya kedokteran tetapi bekerja sama dengan prodi lain contohnya prodi gizi dan keperawatan, karena farmasi masih baru jadi belum. Early Clinical Exposure, memaparkan keterampilan klinik sejak awal, diajari bagaimana melakukan komunikasi dengan pasien sampai lebih lancar berkomunikasi dengan pasien. Systematic, ” jelas beliau.
Tak lupa pengenalan program studi farmasi oleh Dr. Khairul Anam, S.Si., M.Si.”kefarmasian ada 3 ranah pertama obat, kosmetik, dan pangan. Tapi pangan banyak di bidang-bidang lain, seperti gizi, teknologi pangan tapi berbeda dengan pangan disana. Farmasi bertujuan membuat dan mengembangkan obat. Yang kedua mengembangkan kosmetik, tidak ada kosmetik yang dijual di pasaran tanpa sentuhan farmasi, yang menjamin khasiat, manfaat, dan keamanan adalah farmasi, apalagi obat” jelas beliau.
Terakhir adalah pengenalan program studi Gizi oleh Dr. Diana Nur Afifah, S.TP., M.Si., menjelaskan bagaimana cara menjadi sehat, dengan pendekatan gizi kita lebih ke arah makanan untuk me-mantain makanan, apa yang harus dikonsumsi yang akan dipelajari. “memang perkuliahannya tidak hanya teori tetapi juga banyak praktikum, ada mata kuliah praktikum, nanti di semester 7 ada mata kuliah PBL atau Problem Based Learning mahasiswa diberikan kasus hipotetik dan ada Pre Internship 2 bulan di rumah sakit dan 1 bulan di masyarakat terutama di puskesmas” jelas Kaprodi S1 Gizi UNDIP.
Bagaimana sistem golden ticket di UNDIP atau calon mahasiswa seperti apa yang diprioritaskan oleh UNDIP. dan disertai pertanyaan tentang kualitas fasilitas di FK UNDIP dan apakah ada mahasiswa yang memiliki produk sendiri yang ada di masyarakat dan digunakan masyarakat banyak. Dijawab oleh Dr. Diana mengenai golden ticket, “di UNDIP ada jalur penerimaan SBUB ada beberapa kategori untuk prestasi yang dimaksud ada, ada karya ilmiah, biasanya diutamakan memang yang prestasi-prestasi internasional, misalkan juara berapa, karena memang proses pendaftarannya menggunakan sistem. Ada beberapa jalur tergantung mau memasuki jalur mana, kompetisi ilmiah, kesenian, olahraga, lalu apakah ada tesnya ? Seleksi awalnya adalah berkas yang diseleksi, fotokopi rapor sampai semester 6, sertifikat-sertifikat prestasi tadi, tahfidz pun ada evaluator nya, selanjutnya ada wawancara untuk menggali memang benar-benar berprestasi” Jelas Dr. Diana. Tambahan informasi dari dr. Ryan mengenai mahasiswa yang masuk melalui jalur prestasi dituntut untuk bisa berprestasi setelah masuk.
Dr. Ryan menjawab fasilitas UNDIP, antara lain GSG yang sedang dibangun di UNDIP yang diperkirakan mampu memuat 50000 sampai 70000 orang, “nanti acara wisuda dan lain-lain disitu. Lalu kalau bapak lihat di belakang (FK) ada rumah sakit pendidikan universitas diponegoro bernama RSND adalah salah satu rumah sakit pendukung pembelajaran UNDIP. kita juga memiliki fasilitas pendidikan utama di “Semarang Bawah” yaitu milik kementerian kesehatan RSUP Kariadi, dimana merupakan rujukan nasional untuk wilayah Jawa Tengah. Di masa mendatang lapangan basket juga akan diberi tutup sehingga nantinya akan menjadi indoor, lapangan bola juga ada di stadion universitas, fasilitas gym ada di Gedung Gizi” jelas Dr. Ryan.
Pertanyaan tentang produk dari mahasiswa juga dijawab oleh Dr. Ryan, tim MISSER salah satu tim unggul FK UNDIP membuat sebuah spray untuk penyakit myasis yang biasa pada hewan-hewan ternak bisa juga pada manusia, sekarang sedang dikembangkan untuk mendapatkan paten, dimulai dari semester 2 dan kini sudah semester 6. Acara kunjungan ini ditutup dengan prosesi pertukaran cindera mata dan foto bersama.