Semarang, 30 September 2025 – Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK UNDIP) menunjukkan komitmennya dalam mendukung percepatan pemenuhan kebutuhan dokter spesialis melalui pendampingan pembukaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Obstetri dan Ginekologi di Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS).
Langkah strategis ini diambil untuk mempercepat pemenuhan dan pemerataan tenaga dokter spesialis di seluruh Indonesia. Program ini juga menjadi wujud nyata kontribusi FK UNDIP dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan tinggi, dengan mengedepankan pendekatan Sistem Kesehatan Akademik.
Acara konsolidasi dan penandatanganan kerja sama dihadiri oleh Dekan FK Undip dan FK UNIMUS, staf ahli Rektor UNIMUS, jajaran wakil dekan, Ketua Komkordik RS Pendidikan Utama FK UNIMUS beserta perwakilan, Ketua Kerja Sama FK Undip, Ketua Departemen Surgical, serta Ketua Program Studi PPDS Obstetri dan Ginekologi FK Undip.
Dalam sambutannya, Dekan FK Undip menyampaikan apresiasi sekaligus dukungan terhadap langkah UNIMUS mempersiapkan program studi baru tersebut.
“Ini merupakan mandat penting dari pemerintah dalam rangka mempercepat ketersediaan dan pemerataan dokter spesialis di Indonesia. FK Undip berkomitmen mendampingi dan memastikan proses pembukaan berjalan matang serta berorientasi pada kualitas,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pendidikan tinggi harus bertransformasi ke arah yang lebih berdampak.
“Pendidikan tinggi harus berorientasi pada akses, mutu, relevansi, dan dampak. Kita perlu menghasilkan tenaga medis yang berkualitas, sekaligus mendorong hilirisasi riset yang mampu berkontribusi langsung pada sistem pelayanan kesehatan nasional,” ujarnya.
Forum konsolidasi ini juga menyoroti beberapa aspek penting, antara lain:
- Pemetaan jejaring rumah sakit pendidikan agar setiap residen mendapat kesempatan kasus yang memadai.
- Komunikasi intensif antar institusi untuk menghindari missed communication dalam proses pendampingan.
- Penguatan kapasitas rumah sakit jejaring, tidak hanya sebagai tempat pendidikan tetapi juga mitra pengembangan layanan.
- Pemenuhan kebutuhan staf pengajar dan dosen tetap, termasuk keterlibatan RS jejaring sebagai tulang punggung pendidikan.
- Pembentukan konsorsium dan asosiasi prodi sejenis untuk mendukung standardisasi dan berbagi sumber daya.
Ketua Program Studi Obsgyn FK Undip, Dr. Ratnasari, menekankan pentingnya pemetaan kasus secara cermat.
“Kami mendukung penuh pembukaan prodi baru ini, namun yang lebih penting adalah menjamin residen nantinya menjadi dokter spesialis yang kompeten dan profesional,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan FK UNIMUS menegaskan bahwa sinergi menjadi kunci keberhasilan.
“Kita harus memastikan komunikasi berjalan lancar. Dengan kolaborasi yang kuat, pembukaan PPDS Obsgyn di UNIMUS akan berjalan sesuai harapan,” ujarnya.
Melalui pendampingan ini, diharapkan lahir dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi yang berkualitas, siap mengabdi, serta mampu menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. (astarina)