dr. Edward Sutanto, MPH alumni Fakultas Kedokteran UNDIP

ALUMNI SUCCESS STORY: dr. Edward Sutanto Alumnus FK UNDIP Bagikan Tips Raih Beasiswa Prestisius ke Oxford & Johns Hopkins

oleh | Jul 17, 2025 | Alumni, Berita, Prestasi

SEMARANG – Dokter sekaligus ilmuan dr. Edward Sutanto, MPH membagikan tips mendapatkan beasiswa di University of Oxford dan Johns Hopkins University. Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ini menceritakan bagaimana perjalanan studinya setelah lulus dari UNDIP dengan mendapatkan beasiswa penuh. Edward mendapat beasiswa dari Fulbright saat menempuh pendidikan S2 di Johns Hopkins University dan pendanaan tambahan dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.

Edward mempersiapkan studi S2 di Johns Hopkins University ketika mangang di beberapa rumah sakit, termasuk departemen anestesi RSCM. Di Johns Hopkins University, Edward tertarik untuk meneruskan pendidikan master of public health degree, dan bekerja di salah satu cancer research center di Buffalo, New York. Beasiswa Fulbright ini, kata Edward berbeda dari funding yang lainnya.

“Jadi yang pertama kalau beasiswa itu teman-teman akan mendaftar di Fulbright keterima jadi Fulbright Awardee. Baru nanti setelah itu teman-teman akan didaftarkan Fulbright ke dalam universitas-universitas di Amerika. Jadi bukan teman-teman langsung daftar ke Universitas Aamerika-nya tapi daftar dulunya ke Fulbright,” jelasnya dalama cara Alumni Talks Series 4 yang digelar FK UNDIP secara daring pada 12 Mei 2024.

Fulbright juga dapat bernegosiasi dengan universitas sehingga diharapkan ada silang funding. Hal ini pula yang terjadi pada Edward, dimana ia juga dapat beasiswa dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.

Pria kelahiran Jakarta ini memberikan tips and trick lolos proses awal dalam rekrutmen atau seleksi beasiswa tersebut. Yang pertama ialah penulisan dan isi essay harus free from grammatical errors and typos. Salah satu hal yang penting ialah essay harus menceritakan diri sendiri sebagai individu, sangat personal.

“Penting juga teman-teman untuk kohesif and clear, jadi ada garis merahnya ada barang merahnya yang jelas seperti goal-nya apa, visi kalian apa antara degree yang mau kalian ambilapa studi lanjut kayak gitu,” jelasnya.

Tak kalah penting ialah essay itu juga harus dikoreksi oleh orang lain selain AI tools. Menurut Edward, calon pelamar beasiswa juga harus memeriksa semua dokumen dan transkrip yang diperlukan. Sementara dari sisi interview selection, yang harus diperhatikan oleh pelamar beasiswa ialah common question seperti terkait motivasi, alasan ingin melanjutkan pendidikan, dan manfaat untuk komunitas. Ini hamper sama dengan beasiswa LPDP.

“Saya juga sempat beberapa kali diundang juga jadi panelist of interview-nya. Jadi saya kurang lebih tahu beberapa hal yang dicari dari interviewerer. Mereka sudah punya rubrik dan matrik yang digunakan juga untuk menilai kandidat,” kata dr. Edward.

Salah satu kunci untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah persiapan diri dan kepercayaan diri dengan cara berlatih interview.

Pandemi yang melanda berbagai negara membuat Edward memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai program manager. Ia yang awalnya dokus pada klinis kini berfokus pada public health work, dimana pekerjaannya terutama riset.

Public health work berfokus pada perlindungan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui berbagai pendekatan, termasuk pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan pengembangan kebijakan. Ia beberapa kali membantu Kementerian Kesehatan, seperti kerjasama dengan BPJS untuk merevisi tarif JKN.

Setelah kurang lebih tiga tahun bekerja, semangat belajar Edward masih tetap membara. Tidak hanya bekerja, ia memanfaatkan waktu tersebut untuk mempersiapkan lanjut studi S3 full beasiswa. University of Oxford menjadi tujuannya. Sama seperti sebelumnya, ia juga mendapat dua beasiswa dari OUCRU Prize Studentship dan NDM Tropical Network Fund. Di Oxford ia mengerjakan penelitian clinical research unit.

Kisah inspiratif dr. Edward Sutanto menjadi bukti bahwa lulusan FK UNDIP mampu bersaing di tingkat global, menembus institusi-institusi akademik ternama dunia berkat semangat belajar, kerja keras, dan komitmen untuk berkontribusi dalam bidang kesehatan masyarakat. Melalui forum Alumni Talks Series, FK UNDIP terus berupaya membangun koneksi antara alumni dan mahasiswa, membuka cakrawala baru tentang peluang karier dan studi lanjut di luar negeri.

Diharapkan, pengalaman dr. Edward Sutanto dapat menjadi motivasi bagi sivitas akademika FK UNDIP untuk tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki visi global demi mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.(*)

Berita Terkait