SEMARANG – Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK UNDIP) sukses menyelenggarakan Visiting Professor Lecture Series bertema “Advancing molecular medicine and scientific research: insights into genetic disease, biomarker and diagnostics” pada 20–23 Oktober 2025.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini menghadirkan pakar internasional, Professor Flora Tassone, Ph.D., dari University of California Davis School of Medicine, Amerika Serikat, sebagai narasumber utama. Melalui rangkaian kuliah, Prof. Tassone berbagi wawasan mendalam mengenai metodologi penelitian ilmiah, mekanisme penyakit genetik seperti Fragile X Syndrome (FXS), serta penerapan teknologi diagnostik molekuler dalam dunia kedokteran modern.
Meningkatkan Kapasitas Akademik dan Publikasi Ilmiah
Kegiatan dibuka di Ruang Serbaguna Gedung Prof. Soewondo dengan sesi bertajuk “How to Conduct Research for a Good Scientific Publication” dan “How to Write a Good Scientific Publication”. Pada kesempatan ini, Prof. Tassone memberikan strategi praktis dalam merancang penelitian yang baik, serta panduan menulis publikasi ilmiah yang berkualitas, mulai dari penyusunan manuskrip, pemilihan jurnal, hingga proses peer review.
Mengekplorasi Fragile X syndrome dan risikonya implikasi Klinis pada karier
Pada hari kedua, Prof. Tassone mengupas mekanisme molekuler Fragile X Syndrome melalui kuliah berjudul “From Gene to Synapse: The Molecular Cascade of Fragile X Syndrome” yang ditujukan kepada mahasiswa S1 Kedokteran FK Undip.
Sesi berikutnya membahas “Fragile X Syndrome and Premutation-Associated Conditions: An Update”, yang menyoroti perkembangan terkini terkait diagnosis dan potensi terapi untuk pasien dengan kondisi premutasi Fragile-X. Materi ini menjadi rujukan penting bagi peneliti dan klinisi dalam memahami kondisi pembawa premutasi serta relevansinya terhadap penelitian genetik di Indonesia.
Mendalami Teknologi Diagnostik dan Biomarker Penyakit Genetik
Memasuki hari ketiga, kegiatan dilanjutkan ke Gedung AP Fakultas Sains dan Matematika UNDIP, membahas “Molecular Technology for Diagnosis and Biomarkers”. Sesi ini memperkenalkan berbagai teknik laboratorium modern untuk mengidentifikasi penanda penyakit genetik, bekerjasama dengan Prodi Bioteknologi FSM Undip.
Acara berlanjut di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Undip dengan kuliah bertema “Molecular Diagnosis of DiGeorge Syndrome”, yang menekankan pentingnya diagnosis dini berbasis molekuler untuk mendukung praktik klinis yang lebih akurat.
Meningkatkan dan Memperkuat Kolaborasi Riset Internasional
Pada hari keempat, Prof. Tassone melakukan diskusi strategis dengan Dekan dan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Riset FK UNDIP di ruang dekanat. Pertemuan tersebut membahas kelanjutan kerja sama riset dengan Center for Biomedical Research dan Community Genetic Research Center FK UNDIP.
Beberapa agenda riset kolaboratif ke depan mencakup studi kohort Fragile X Syndrome dan kondisi terkait di Pulau Flores, serta penelitian lanjutan tentang DiGeorge Syndrome. Dengan dukungan peralatan genetik mutakhir seperti Sanger Sequencing, Prof. Tassone juga berkomitmen membantu uji konfirmasi untuk mendukung layanan riset dan diagnostik di FK UNDIP.
Komitmen UNDIP Menuju Riset Kedokteran Berkelas Dunia
Rangkaian kuliah tamu ini diikuti dengan antusias oleh mahasiswa, dosen, dan tenaga medis. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat jejaring akademik internasional, tetapi juga menegaskan komitmen FK UNDIP dalam mengembangkan pendidikan dan penelitian kedokteran berstandar global.
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Prof. Flora Tassone atas kontribusinya dalam memperluas wawasan akademik civitas akademika UNDIP. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi peningkatan riset molekuler dan layanan diagnostik genetik di Indonesia.(*)





