JEPANG – Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) terus memperkuat peran riset strategisnya melalui Tim Riset Center of Clinical Toxicology and Environmental Health (CCTEH) pada kegiatan National Institute for Minamata Disease (NIMD) Forum 2025, sebuah forum ilmiah internasional yang diselenggarakan oleh National Institute for Minamata Disease pada tanggal 27–28 September 2025. Bertempat di Minamata Disease Archives, Minamata City, Kumamoto Prefecture, Jepang, dan disiarkan secara daring real-time ke beberapa negara, forum ini mengangkat tema “Improvement of Public Health in Countries with Environmental Problems Related to Mercury”.

dr. Muflihatul Muniroh, M.Si, Med., Ph.D. diundang sebagai pembicara perwakilan Indonesia di NIMD Forum 2025
Sebanyak 13 periset dari 7 negara diundang sebagai pembicara dalam NIMD Forum 2025 kali ini, yang berasal dari 10 institusi yang berbeda. Pembicara internasional dari luar Jepang antara lain: (1) Irina Zastenskaya – WHO Regional Office for Europe, (2) Stephan Böse-O’Reilly – University Hospital, LMU Munich, Germany, (3) Niladri Basu – McGill University, Canada, (4) Carl Stephen Ansah Osei – Ghana Health Service, Ghana, (5) Muflihatul Muniroh – Diponegoro University, Indonesia, (6) Ganiyu Jamiyu – Federal Ministry of Health of Nigeria, Nigeria. Pembicara dari Jepang antara lain: (1) Yuji Ogawa – Graduate School of Medical and Dental Sciences, Niigata University (WHO CC:JPN-75), (2) Atsuko Ikeda – Hokkaido University Graduate School of Health Sciences, Health Sciences Division (WHO CC:JPN-91), (3) Mayumi Ishizuka – Graduate School of Veterinary Medicine, Hokkaido University, (4) Mitsugu Saito – Asian Institute of Technology, (5) Megumi Yamamoto – NIMD, (6) Mineshi Sakamoto – NIMD, dan (7) Sawako Horai – NIMD. Informasi lengkap terkait NIMD Forum 2025 dapat di akses melalui tautan https://nimd-forum.jp/.
NIMD Forum adalah seminar terdepan terkait penelitian-penelitian di bidang merkuri sejak tahun 1997. Berawal dari kejadian pencemaran merkuri di Teluk Minamata yang disebabkan pembuangan limbah metilmerkuri dari perusahaan kimia Chisso Corporation. Limbah ini kemudian mencemari biota laut seperti ikan, kerang, dan udang yang kemudian dikonsumsi oleh penduduk kota Minamata. Ribuan penduduk mengalami berbagai gejala neurologis seperti gangguan penglihatan, bicara, berjalan, hingga kematian, dimana diawali oleh kasus pertama pada tahun 1956, yang kemudian dikenal sebagai Penyakit Minamata. Penyakit ini juga mengenai janin melalui ibu hamil yang terpapar metilmerkuri ini, sehingga menimbulkan kecacatan permanen dengan gejala menyerupai cerebral palsy, yang disebut sebagai Penyakit Minamata Kongenital.
Partisipasi aktif dr. Muflihatul Muniroh, M.Si, Med., Ph.D. sebagai pembicara yang diundang dari perwakilan Negara Indonesia ini menjadi momentum penting dalam membangun sinergi dan pengembangan riset di bidang toksikologi merkuri serta wujud pengakuan riset CCTEH Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di kancah internasional. Dalam forum tersebut, dr. Muflihatul Muniroh mempresentasikan hasil kajian berjudul “Health assessment of mothers and children in mercury-impacted areas of Indonesia: A consortium-based collaboration across multiple centers”, yang menyoroti pentingnya pendekatan kolaboratif lintas institusi dalam menilai dampak paparan merkuri terhadap kelompok rentan di Indonesia.

National Institute for Minamata Disease (NIMD) Forum 2025, sebuah forum ilmiah internasional yang diselenggarakan oleh National Institute for Minamata Disease pada tanggal 27–28 September 2025
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Periset CCTEH lainnya yaitu dr. Saekhol Bakri, M.PH., Ph.D. CCTEH FK Undip adalah penggagas dan Ketua Konsorsium Study of Indonesian Mother, Children, and Environmental Health (SIMCEH), yang beranggotakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Jember, dan Universitas Negeri Gorontalo.(*)