Sabtu, 1 Oktober 2022. Diadakan sebuah acara perayaan dies natalis Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ke-61 dengan tema “Bersama Merajut Asa untuk Membangun Generasi Bangsa yang Peduli dan Berprestasi”, dengan sorotan utama acara orasi oleh guru besar Prof. Dokter Sultana MH Faradz, PAK., PhD yang akan purna tugas pada tahun 2022 ini. Kegiatan ini bertempat di RSG Lantai 3 Dekanat Fakultas Kedokteran UNDIP.
Acara dimulai dengan prosesi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Lalu oleh Prof. Dr. dr. Dwi Pudjonarko, M.Kes.,Sp.S. (K) membawa hadirin kembali mengingat sejarah Fakultas Kedokteran, yang mana dulu kuliah perdana berupa kuliah umum disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Kolonel dr. Soewondo dengan judul “Pendidikan Terpimpin”.
Tambahan dari beliau Fakultas Kedokteran melakukan pengabdiannya bagi tanah air tercinta banyak hal konstruktif dan produktif yang telah torehkan. Dunia kedokteran telah mengalami cobaan berat dengan adanya pandemi COVID-19 sebagai institusi pendidikan tinggi yang bergerak dalam bidang kedokteran dan kesehatan Fakultas Kedokteran UNDIP memiliki komitmen yang kuat untuk berperan baik dengan penanganan kasus, penelitian, bakti sosial, dan kerja sama yang lain.
Selanjutnya ditampilkan sebuah video paduan suara para dewan guru dengan lagu yang berjudul “Kharisma Cinta”. Para partisipan terhibur saat menyaksikan video tersebut terbukti dari banyaknya tepuk tangan dan senyum.
Selanjutnya orasi dari guru besar Prof. Dokter Sultana MH Faradz, PAK., PhD yang berisi mengenai penjelasan singkat tentang Genomik yaitu studi tentang struktur, fungsi, dan pemetaan seluruh genom individu.
Tambahnya era genomik ditandai dengan berkembangnya teknik dan alat pada tahun 2005, untuk mendeteksi secara molekuler pada DNA dan mempelajari keseluruhan sekuens DNA sebagai informasi genetik dari suatu sel manusia.
Prof. Dokter Sultana juga menyebutkan kalau muncul DTC (Direct to Consumer) yaitu genetic testing untuk diagnosa prenetal, kanker, metabolik, wellness, dan aging yang ditawarkan pihak swasta tanpa izin dokter.
“Ada 2 orang guru saya yang selalu mendorong saya adalah prof sigit dan prof nurdjaman saya respek dan tidak akan lupa kepada beliau, tahun 1990 saya mulai belajar kromosom sampai hari ini” kata Prof. Dokter Sultana. Beliau menceritakan karir studinya dimulai dari kuliah di Jepang pada 1990. Lalu mempelajari sitogenetika kanker di Prince of Wales Hospital, Sydney 1992.
Selain itu dijelaskan juga mengenai Diagnosis Molekuler untuk mendeteksi DNA perlu diedukasikan ke masyarakat. Agar tidak terjadi kelainan seperti pada kasus bayi berkepala dua akibat dari defisiensi asam folat. “Dan alhamdulillah sekarang suplementasi asam folat kepada ibu hamil sudah jadi program nasional” ujar Prof. Dokter Sultana.
Kasus lainnya, kerancuan kelamin atau yang disebut Congenital Adrenal Hyperplasia. Banyak dari mereka yang setelah diperiksa ternyata kromosomnya perempuan, seandainya dilakukan pemeriksaan dan penanganan sejak dini maka tidak akan terlambat hingga terjadi maskulinisasi.
Prof. Dokter Sultana juga menyebutkan ada 27 alumni s2 konseling genetika yang menjadi dosen UNDIP. dengan berdirinya s2 konseling genetika beliau juga mendapatkan penghargaan Bakrie Award karena yang menjadi pertama mengadakan itu di Asia Tenggara.
Dari orasinya beliau menuturkan di era genomik muncul istilah One Size Does Not Fit For All. Satu macam obat tidak bisa mengobati jenis penyakit yang sama misalkan dalam precision medicine (pendeketan perawatan pasien yang memberikan kesempatan dokter untuk memilih pengobatan yang paling tepat berdasarkan pemahaman genetik penyakit mereka). Sebagai contoh orang yang mengalami steven johnson syndrome tetapi HLAnya B&15:02 seharusnya tidak diberikan obat anti epilepsi Carbamazepine.
Sebagai penutup dari orasinya, beliau menyebutkan keuntungan pengobatan presisi diantaranya, dokter dapat meresepkan obat yang efektif terhindar dari obat dengan efek samping. Meningkatkan kualitas hidup pasien seperti kasus angelina joline. Mengurangi waktu biaya tingkat kegagalan uji klinis farmasi. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
Selanjutnya ditampilkan video karya seni Tarian Merak oleh mahasiswa FK UNDIP yang anggun dan gemulai. Seperti namanya Tarian Merak menggambarkan keindahan saat bulu-bulunya dikepakkan.
kemudian ada tampilan dari sebuah shaman diiringi suara rebana yang penampilannya membuat merinding peserta karena suara tinggi dipadukan dengan gerakan tari dengan tempo yang sangat cepat dan kompak dari keseluruhan penari.
Tak lupa prosesi potong tumpeng oleh Dekan Fakultas Kedokteran Dr. Dwi Pudjonarko, M.Kes.,Sp.S. (K). Setelahnya ditampilkan sebuah video paduan suara dewan guru FK dengan lagu berjudul “Sepanjang Jalan Kenangan”.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh dr. Hermawan Istiadi, M.Si.Med, SpPA(K) dan prosesi menabur bunga di makam Universitas Diponegoro.